Dinasti Qing Kekaisaran Tiongkok Runtuh oleh Alasan yang Familier
Nationalgeographic.co.id—Sekelompok peneliti mencoba mencari tahu apa penyebab runtuhnya Dinasti Qing Kekaisaran Tiongkok. Meskipun memiliki kesuksesan sosio-politik yang luar biasa selama dua abad, Kekaisaran Tiongkok ini akhirnya runtuh pada tahun 1912.
Penyebab kemunduran sistem kekaisaran ini telah lama diperdebatkan. Namun sebuah studi baru menyoroti tiga faktor penting yang berperan dalam keruntuhannya. Masing-masing faktor ini sudah tidak asing lagi bagi kita sekarang.
Dipimpin oleh orang-orang Manchu, Qing Agung menguasai Beijing pada tahun 1644 dan mencapai wilayah terluasnya pada tahun 1760. Pada tahun 1820, dinasti kekaisaran itu telah menjadikan Tiongkok sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, namun masalah masih menghadang.
Di sini, para peneliti dari Osaka University di Jepang, Shanghai Normal University di Tiongkok, Evolution Institute dan University of Washington di AS, dan Complexity Science Hub Vienna di Austria, menggunakan teori struktural-demografis (SDT) untuk memetakan kejatuhan ekonomi Dinasti Qing tersebut.
Teori yang didasarkan pada model matematika ini membagi masyarakat menjadi empat bagian: negara, elite, populasi generasi, dan komponen tambahan yang mengukur ketidakstabilan politik. Setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya secara dinamis.
“Kami berpendapat bahwa ledakan populasi sebanyak empat kali lipat yang mencapai puncaknya pada abad ke-19, meningkatnya persaingan untuk mendapatkan sejumlah posisi elite yang stagnan, dan meningkatnya tekanan fiskal negara, semuanya menghasilkan ketidakpuasan masyarakat dan elite, sehingga menyebabkan pemberontakan internal yang signifikan,” tulis para peneliti dalam makalah studi mereka yang terbit di jurnal PLOS ONE.
Pertumbuhan populasi menyebabkan kepadatan penduduk, kemiskinan, dan melimpahnya birokrat berkualitas yang tidak mampu meningkatkan jabatannya, kata para peneliti. Biaya untuk menjaga ketertiban, menambah beban yang terkait dengan menipisnya cadangan perak dan impor opium, semakin memperburuk masalah ini.